Jakarta – AIAnews.id | TikTok telah mengguncang industri musik global, tak terkecuali di Indonesia. Platform berbagi video pendek ini telah menjadi ladang subur bagi musisi baru untuk muncul dan lagu-lagu hits untuk viral dalam semalam. Namun, di balik gemerlap viralitas, muncul pertanyaan penting: apakah TikTok adalah berkah atau justru ancaman bagi musik Indonesia?
Di satu sisi, TikTok menawarkan aksesibilitas dan jangkauan yang belum pernah ada sebelumnya. Musisi independen kini dapat melewati jalur tradisional dan langsung terhubung dengan jutaan pendengar potensial. Sebuah potongan lagu yang catchy dipadukan dengan video yang menarik dapat melambungkan musisi kamar tidur menjadi bintang dalam semalam.
Fenomena ini membuka peluang baru bagi bakat-bakat lokal untuk bersinar di panggung nasional, bahkan internasional.
Namun, sisi lain dari koin TikTok memunculkan kekhawatiran tentang pendangkalan musikalitas. Durasi video yang singkat mendorong terciptanya lagu-lagu dengan fokus pada hooks dan repetisi yang mudah diingat, mengorbankan kedalaman dan kompleksitas aransemen.
Fenomena “TikTok hits” yang sering kali meredup secepat kemunculannya juga memunculkan pertanyaan tentang usia sebuah karya musik dan apakah platform ini mendorong kualitas atau sekadar kuantitas.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana fenomena ini akan membentuk lanskap musik Indonesia di masa depan.
Apakah kita akan melihat generasi musisi yang terampil menciptakan earworms yang efektif di platform digital, atau akankah fokus bergeser pada kualitas artistik dan kedalaman musik? Hanya waktu yang akan menjawabnya.


